Kisah inspiratif dari sebuah buku :)

Senin, 06 Februari 2012

''Musafir  Dalam Hidupku
Kadang ada yang datang dalam hidup kita barang sejenak.
Seperti musafir yang bermalam di suatu desa, bercengkrama dengan penduduk semalaman, lalu pergi keesokan harinya, tanpa meninggalkan jejak yang tak pasti. Begitulah seseorang dalam hidup ini. kadang dia tiba-tiba datang dengan semua perbedaan, dengan semua kebencian, kegalauan, maupun kesenangan. Lalu, pergi dari hidup kita juga, secepat dia datang. meninggalkan rindu, cinta, sayang, atau penyesalan tiada berujung. Dan, kita tidak akan pernah sama lagi..''



Kenapa kita berstatus hanya Teman?

Selasa, 22 November 2011


Kapasitasku memang hanya seorang teman, tapi perasaanku padamu lebih dari sekedar teman.”
Aku bangun, mengawali hari dan mengajak Tuhan berbicara, mengatakan pada Tuhan bahwa aku sangat bersyukur bisa mencintaimu walaupun dengan kenyataan yang sama kamu hanya bisa melukaiku. Melukaiku hingga sakit yang tidak pernah kau rasa. Dengan mata terbangun seadanya, aku menatap ponselku dan berharap kamu sekedar basa-basi mengucapkan selamat pagi, sayangnya keinginanku yang terlalu muluk itu tak pernah terjadi. Entah ini sudah hari yang keberapa, hari saat-saat kau tak pernah menyadari bahwa aku begitu mencintaimu.
Aku terdiam menatap langit-langit kamar, sambil mengingat hal yang telah kau lakukan padaku beberapa hari yang lalu. Saat kau membentakku dengan suara lantang, saat kau mematahkan harapanku tanpa ampun, saat kau bersikeras mencuci otakku agar aku tak lagi memikirkanmu.
“Jelaskan padaku mengapa kau harus berbuat tolol seperti ini? Perhatianmu, pesan singkatmu, tulisanmu, perkataanmu. Katakan padaku mengapa sikapmu berubah? Bisakah kau tuliskan dengan besar-besar diotakmu bahwa kita hanya TEMAN? HANYA TEMAN! Kamu berubah! Jangan ubah sikap dan perlakuanmu menjadi tindakan bodoh tak berdasar logika! Ubah sikapmu dan tanamkan dalam otakmu bahwa kita tidak lebih dari TEMAN!” Bentakmu dengan penuh marah disertai suara bantingan pintu yang keras. Aku mematung, otakku hanya berisi bentakan kasarmu yang menandakan bahwa amarahmu memuncak.
Kamu mengatakan bahwa aku berubah, tapi dalam kenyataan, kamulah yang sangat berubah. Kamu bahkan lupa cara berterimakasih dan membaca perasaan seseorang. Setelah kejadian itu, bahkan aku tak lagi mengenalmu. Dimana kamu yang kucintai dulu? Aku lelah berharap dan menunggu, setelah penantian itu, aku malah mendapatkanmu dengan sikap yang berbeda. Menangis sekencang apapun tak akan mampu mengubah sikapmu.
Hari ini aku akan bertemu denganmu lagi. Menatap matamu dan menyapamu seperti biasa, layaknya seorang teman biasa. Mungkin kau takkan membalas senyum dan sapaku, kamu akan dengan tegas membuang muka ke arah lain yang lebih kau suka. Padahal, aku selalu berharap kamu bisa menatapku lekat dan melihat cinta didalamku. Aku hanya ingin menjadi seseorang yang bisa kau suka dan kau cinta. Dan status HANYA TEMAN itu selalu menyisakan luka yang tidak kamu rasa.
Kemarin, kamu menyakiti, merusak, mematahkan bahkan mengiris-iris hatiku yang berisi tentangmu, tapi jangan khawatir! Perbuatanmu takkan membuatku berhenti untuk mencintaimu. Hari ini, bahkan saat kau memalingkan wajahmu maka aku tidak akan memalingkan wajahku. Aku tetap mencintaimu seperti pertama kali getar itu muncul dan menggerogoti hatiku hingga hanya berisi kamu, kamu, dan kamu yang tinggal di dalamnya. Kapasitasku memang hanya seorang teman, tapi perasaanku padamu lebih dari sekedar teman.